Monbukagakusho Scholarship 2017 Part 4 : Wawancara

Assalamualaikum Wr. Wb.

Minna-san, Konnichiwa! ogenki desuka? Minna-san no okage de, watashi wa itsumo genki desu (Selamat siang semuanya! bagaimana kabar kalian? berkat do’a kalian semua, saya selalu sehat.).

Ini lanjutan dari post kemarin yang udah kepanjangan, mudah – mudahan bisa memuaskan rasa kepo kalian yah… hehehe

Selesai keliling – keliling separuh kedutaan besar, kita diminta untuk menunggu di ruang tunggu yang disediakan. Pas di ruang tunggu inilah baru tuh berasa banget gugupnya. Saran saya, ngobrol deh sama sesama peserta, biar gugupnya bisa sedikit terlupakan, tapi jangan berlebihan juga, nanti kalau poin – poin jawaban yang sudah kalian ingat lupa bisa repot. Nanti malah jadi gugup pada saat ditanya.

Datanglah waktunya wawancara, saya dikasih beberapa tips sama bapak saya untuk wawancara ini, pas pertama masuk dan tatap muka dengan yang mewawancara, salam menggunakan bahasa jepang, perkenalan diri dibuka dan ditutup dengan bahasa jepang. Diterapkanlah trik ini, masuk ruangan  langsung bilang “konnichiwa” sambil nunduk, eh orang jepangnya nengok ke saya sambil nunduk juga, ntap nih poin plus. Lanjut pas giliran saya perkenalan diri, dibuka ditutup dengan bahasa jepang, “Hajimemashite, My name is hanif ali….. Douzo, yoroshiku onegaishimasu”.

 

Selesai semua perkenalan diri, orang jepangnya nanya ke semua (tapi nengok utamanya ke saya) “nihongo ga dekimasuka?”. Jengjet kagetlah saya, karena bahkan arti dari kalimat tersebut aja saya gak tau waktu itu. Rada panik ini jawabnya apa…. sambil nengok kanan kiri. Padahal artinya “kalian bisa bahasa jepang?”. Untungnya yang lain langsung jawab, “Dekimasen” (tidak bisa). fiuh terselamatkan

Di awal, kita akan diwawancara dengan bahasa inggris. Start dari sini, percakapan dilaksanakan dalam bahasa inggris, pertanyaan ini ditanyakan secara bergantian ke seluruh orang yang hadir di ruangan. I = Interviewer S = Saya

I ” Pertanyaan pertama, kalian tau darimana program beasiswa ini?

S : Dari internet, nyari sendiri.

I : Kenapa tertarik untuk ikut beasiswa ini?

S : Saya sudah lama tertarik dengan teknologi otomotif jepang yang sangat modern dan efisien, hal ini membuat saya bertekad untuk melanjutkan kuliah ke jepang, setelah saya mendapatkan informasi terkait beasiswa ini, saya langsung mendaftar.

Disini saya lupa untuk menjelaskan bahwa ayah saya dulu lulusan Akita University, padahal itu bisa jadi poin plus bila disampaikan, karena menandakan bahwa saya sudah diperkenalkan dengan budaya jepang dalam kehidupan sehari – hari.

I : Kenapa kalian memilih Jepang?

S : Jepang sudah dikenal sebagai salah satu dari negara maju yang memiliki teknologi otomotif terbaik di dunia. Orang jepang juga sudah terkenal dengan keramah – tamahannya, serta karakternya yang hangat, menjunjung tinggi kekompakan (teamwork), bertanggungjawab, serta pekerja keras. Saya ingin mempelajari budaya ini, baik di kehidupan  sehari – hari, lingkungan sekolah, maupun lingkungan kerja. Saya juga memiliki minat terhadap bahasanya yang unik.

I : Kalian sadar kan kalau program ini D-2? kalian tidak akan dapat gelar dari program ini.

S : Tentu, saya berniat untuk menjadikan program ini jembatan bagi saya untuk melanjutkan ke jenjang sarjana di jepang, karena prioritas utama saya adalah berangkat untuk belajar disana.

I : Kalian sudah kuliah? Atau sudah diterima di Universitas mana?

Nah ini pertanyaan favorit saya, karena jawabannya greget banget, dan sama sekali gak bohong.

S : Saya sudah diterima di Universitas Brawijaya malang, namun sudah mengundurkan diri.

Langsung berubah tuh ekspresi wajah sang interviewernya, penuh dengan rasa penasaran. Waktu itu saya memang baru dinyatakan lulus seleksi SBMPTN, seleksi tertulis masuk PTN (saya gak yakin namanya masih sama saat kalian membaca tulisan ini).

I : Apa alasan anda?

S : Karena seperti saya sampaikan di awal, prioritas utama saya saat ini adalah berangkat untuk belajar ke jepang. Saya mengundurkan diri dari Universitas Brawijaya malang dengan niat untuk belajar bahasa Jepang. Saat ini, saya baru saja mulai program intensif bahasa jepang, dengan maksud untuk mengambil sertifikat JLPT yang akan saya gunakan pada untuk mendaftar program beasiswa ini di tahun depan apabila saya tidak lolos saat ini, kalaupun saya tidak lolos lagi tahun depan, saya tetap akan berangkat ke Jepang untuk sekolah bahasa dengan biaya sendiri sambil kerja sambilan.

Greget kan jawabannya? tapi emang begitu kenyataannya saat itu, saya pasang taruhan dengan resiko yang sangat tinggi.

Start dari sini, percakapan dilakukan dalam bahasa indonesia.

I : Anda hanya memilih satu jurusan dari dua pilihan yang disediakan oleh MEXT, bisakah kami tahu alasannya?

Interviewer tidak menanyakan hal ini kepada saya, karena saya memilih 2 jurusan dari 2 pilihan yang disediakan.

I : Bagi kalian yang sedang kuliah di universitas, bila kalian dinyatakan lulus, apakah kalian bersedia mengundurkan diri dari universitas?

Pertanyaan ini juga tidak ditujukan untuk saya

I : Setelah kalian lulus dari program ini, apa yang ingin kalian lakukan?

S : Saya ingin melanjutkan pendidikan saya di jepang hingga setidaknya lulus S-1. Kemudian bekerja di perusahaan Jepang, yang lokasinya berada di jepang bila memungkinkan, dengan tujuan mempelajari secara langsung bagaimana orang jepang bekerja sambil memperbanyak relasi. Kemudian pulang ke Indonesia untuk membangun perusahaan sendiri, yang tentunya memiliki kerjasama yang baik dengan perusahaan – perusahaan jepang.

I : Hanif-san tadi bilang ingin mendirikan perusahaan, di bidang apanaya dan apa yang ingin diproduksi sudah ada bayangan?

S : Tentu, saya ingin membuat perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, saya ingin memproduksi berbagai macam spare part yang bisa menyuplai segala kebutuhan pabrikan – pabrikan jepang seperti Toyota dan Honda di seluruh dunia.

Selesai deh Interviewnya…. memang ada beberapa pertanyaan yang saya lupa, mohon maaf ya minna-san.

Setelah selesai, kita dipersilahkan keluar dari ruangan. Ketika peserta lain sudah mulai berdiri untuk meninggalkan ruangan, saya masih duduk, ngucapin “doumo, arigatou gozaimasu” (Terima kasih) sambil menunduk di kursi, eh semua interviewernya menunduk sambil menjawab, termasuk orang jepangnya juga! Alhasil peserta lain yang udah bangun, duduk lagi sambil ikutan nunduk. wkwk

Nunggu hasil seleksi wawancara ini lumayan cepet, sekitar semingguan. Untuk yang satu ini saya gak terlalu deg – degan, karena saya yakin lolos untuk seleksi yang satu ini. Dan betul lolos…

Setelah seleksi ini, Masuk ke tahap proses menunggu yang lama dari sekitar akhir agustus, hingga awal desember.. Next part yah…

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tinggalkan komentar